Jumat, 19 Oktober 2018

MANAJER DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL ORGANISASI

MANAJER DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL ORGANISASI



Organisasi adalah sekumpulan orang atau kelompok untuk mencapai sutau tujuan tertentu dengan cara tertentu dan aturan tertentu. Secara umum tujuan dari pada organisasi adalah untuk mencapai tujuan individu yang dilaksanakan dengan cara berkelompok. Jenis dari pada organisasi sangat beragam, seperti: oraganisasi keluarga, organisasi masyarakat, organisasi sekolah, organisasi politik, organisasi internasional dan lain sebagainya. Setiap jenis organisasi ini mempunyai tujuan dan mekanisme yang berbeda-beda.[1]
Dalam pembahasan organisasi tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi oleh seorang manajer. Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep diambil. Sebagai seorang manajer tidak harus hanya memperhatikan lingkungan usahanya atau intern saja, namun juga harus bisa mengantisipasi lingkungan di luar perusahaan atau ekstern. Untuk mencapai tujuan orgaisasi tidak lepas dari lingkungan ekstern yang terjadi. Oleh karena itu manajer harus memperhatikan dan mempertimbangkan unsur-unsur serta kekuatan-kekuatan lingkungan ekstern dalam setiap kegiatan manajemen.
Suatu organisasi akan berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya dalam rangka mencapai tujuan, berbagai sasaran dan dalam mengemban misinya. Setiap organisasi, baik yang berskala besar, menengah, maupun kecil, semuanya akan berinteraksi dengan lingkungan. Organisasi yang bisa bertahan adalah organisasi yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungannya kerena lingkungan merupakan kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak terhadap kinerja organisasi.
A. Lingkungan Eksternal Mikro
Lingkungan eksternal atau lingkungan yang berada di luar organisasi saling mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut dan tergantung satu sama lain. Organisasi mendapatkan input (bahan baku, uang, tenaga kerja) dari lingkungan eksternal, kemudian ditransformasikan menjadi produk dan jasa sebagai output bagi lingkungan eksternal.
Para manajer seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pada lingkungan internal organisasi, tetapi juga menyadari pentingnya pengaruh lingkungan eksternal terhadap organisasi yang dikelolanya. Manajer harus mempertimbangkan unsur-unsur dan kekuatan-kekuatan lingkungan eksternal dalam setiap kegiatannya. Manajer harus mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mendiagnosa dan bereaksi terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan, baik berupa kesempatan-kesempatan, risiko-risiko, maupun ancaman-ancaman, yang mempunyai pengaruh pada operasi organisasi (perusahaan).
Manajemen dituntut untuk selalu bersikap tanggap dan adaptif, selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Manajer perlu menentukan cara atau pendekatan yang akan memungkinkannya menjaga dan mengembangkan organisasi dalam lingkungan yang selalu berubah. Dengan pendekatan sistem dan contingency, Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur diluar organisasi, yang sebagian besar tidak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer.
Organisasi mendapatkan masukan-masukan (input) yang dibutuhkan, seperti bahan baku, dana tenaga kerja dan energi daril ingkungan eksternal, menstranformasikan menjadi produk dan jasa, dan kemudian menghasilkan keluaran-keluaran (output) kepada lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal mempunyai unsur-unsur

1.                  Berpengaruh langsung (lingkungan eksternal mikro), terdiri dari; para pesaing (competitors), pemasok/penyedia (suppliers), pelanggan (customers), lembaga-lembaga keuangan (financial intitutions), pasar tenaga kerja (labour supply), dan perwakilan-perwakilan pemerintah (government councils),
2.                  Berpengaruh tidak langsung (lingkungan eksternal makro), mencakup; teknologi (technology), ekonomi (economy), politik (politic) dan sosial (social), yang mempengaruhi iklim dimana organisasi beroperasi dan mempunyai potensi menjadi kekuatan-kekuatan sebagai lingkungan eksternal mikro.
Menurut Hani Handoko lingkungan ekternal mikro sebagai berikut .
1.      Para pesaing
lingkungan persaingan perusahaan tercermin dari tipe, jumlah dan norma-norma perilaku organisasi-organisasi pesaing. Dengan pemahaman akan lingkungan persaingan yang dihadapi, organisasi dapat mengetahui posisi persaingannya, sehingga lebih mampu mengoptimalkan operasi-operasinya. Misalnya; untuk meningkatkan bagian pasarnya (market share), dimana produk dan harga sama dengan pesaing, perusahaan harus menciptakan perbedaan-perbedaan (differences), dalam pembungkusan (packaging), pelayanan (services), atau promosi (promotion). Pemahaman arena, sifat persaingan (competitors), serta kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) para pesaing, memungkinkan perusahaan dapat mempergunakan kekuatan bersaingnya lebih efektif dan efisien.

2.      Pelanggan
strategi, kebijakan dan taktik-taktik pemasaran perusahaan sangat tergantung situasi pasar dan pelanggan. Biasanya manajer pemasaran menganalisa profil pelanggan sekarang dan potensial serta kondisi pasar dan mengarahkan kegiatan-kegiatan pemasaran perusahaan berdasarkan hasil analisa tersebut.

3.      Pasar tenaga kerja
organisasi memerlukan sejumlah karyawan (personalia) dengan bermacam-macam ketrampilan, kemampuan dan pengalaman, sehingga perlu menggunakan banyak saluran untuk menarik dan mendapatkan karyawan-karyawan tersebut. Ada tiga faktor yang paling berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan karyawan perusahaan, yaitu:
§     Reputasi perusahaan di mata angkatan kerja,
§     Tingkat pertumbuhan angkatan kerja,
§     Tersedianya tenaga kerja sesuai kebutuhan.

1.                  Lembaga-lembaga keuangan
Organisasi tergantung pada bermacam-macam lembaga keuangan, seperti perbankan, perusahaan asuransi, termasuk pasar modal, untuk menjaga dan memperluas kegiatan-kegiatannya, jangka pendek untuk membiayai opearasionalnya, jangka panjang untuk membangun fasilitas baru   dan membeli peralatan baru (investasi).
a.                   Para pemasok
setiap organisasi sangat tergantung pada sumber-sumber dari sumber daya-sumber dayanya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku (mentah), bahan pembantu, pelayanan, energi dan peralatan, yang digunakan untuk berproduksi.
b. Perwakilan-perwakilan pemerintah
Hubungan organisasi dengan perwakilan-perwakilan pemerintah berkembang semakin kompleks. Mereka biasanya menetapkan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi organisasi dalam operasinya, prosedur prosedur perijinan, dan pembatasan-pembatasan lainnya untuk melindungi masyarakat.

B. Lingkungan Eksternal Makro

Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung. Masing-masing anggota dunia usaha memiliki perbedaan dalam memberikan faktor-faktor yang secara kongkret dapat dimasukkan ke dalam lingkungan eksternal makro atau mikro. Hal ini disebabkan oleh sifat majemuk kegiatan dunia usaha. Oleh karena itu pertimbangan pemilihan faktor eksternal makro dan mikro dilakukan secara umum. Ada 5 hal yang tercakup dalam lingkungan eksternal makro yaitu:
1.                  Ekonomi
Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi sebagian besar organisasi yang beroperasi di dalamnya. Pada suatu keadaan perekonomian yang sedang tumbuh, secara umum kemampuan daya beli masyarakat untuk membeli suatu produk atau jasa meningkat. Akan tetapi, kondisi perekonomian seperti itu tidak menjamin bahwa suatu perusahaan juga bertumbuh, hanya menyediakan lingkungan yang mendorong terjadinya pertumbuhan usaha.
Dalam keadaan perekonomian yang lesu, daya beli masyarakat yang menurun, membuat pertumbuhan usaha menjadi sulit. Sehingga para manajer perusahaan harus selalu mengantisipasi variable-variabel ekonomi seperti kecendrungan inflasi, tingkat suku bunga, kebijakan fiskal dan moneter, dan harga-harga yang ditetapkan oleh pesaing.
2.                  Teknologi
Teknologi adalah pengetahuan, peralatan, dan teknik yang digunakan untuk mengubah bentuk masukan (input) menjadi keluaran (output). Sehingga perubahan dalam teknologi dapat membantu perusahaan menyediakan produk yang lebih baik atau menghasilkan produknya dengan lebih efisien. Akan tetapi prubahan teknologi juga dapat memberikan suatu ancaman bagi perusahaan-perusahaan tradisional. Contohnya perusahaan foto kopy pada awalnya memberi ancaman bagi perusahaan kertas karbon.
3.                  Politik Hukum
Komponen politik/hukum adalah undang-undang, peraturan, dan keputusan pemerintah yang mengatur perilaku usaha. Komponen politik/hukum ini dalam suatu periode waktu tertentu akan menentukan operasi perusahaan. Sehingga manajer tidak mungkin mengabaikan iklim politik dan hukum-hukum maupun peraturan yang ada di suatu negara, seperti perlakuan yang adil dalam pembayaran gaji harus sesuai dengan upah minimum yang ditetapkan pemerintah.
4.                  Sosial Budaya
Komponen sosial budaya merujuk kepada karakteristik demografi serta perilaku, sikap, dan norma-norma umum dari penduduk dalam suatu masyarakat tertentu. Pertama, perubahan karakteristik demografi seperti, jumlah penduduk dengan keterampilan khusus, pertumbuhan atau pengurangan dari golongan populasi tertentu, mempengaruhi cara perusahaan menjalankan usahanya. Kedua, perubahan sosial budaya dalam perilaku, sikap, dan norma-norma juga mempengaruhi permintaan akan produk dan jasa suatu usaha.
5.                  Dimensi Internasional
Komponen internasional dalam lingkungan eksternal juga menyajikan kesempatan-kesempatan dan tantangan-tantangan, serta mempunyai potensi menjadi faktor yang berpengaruh langsung pada operasi perusahaan. Kekuatan-kekuatan internasional ini berpengaruh melalui perkembangan politik dunia, ketergantungan ekonomi, penularan nilai-nilai dan sikap hidup, serta transfer teknologi.

C. Tanggung Jawab Sosial Manajer
Tanggung jawab Sosial Manajer/Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility(selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan/organisasi.
Tanggung jawab sosial, berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi di dalam pembuatan keputusan. Tanggung jawab sosial ini merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer organisasi karena aspek ini merupakan syarat utama bagi berhasilnya organisasi terutama untuk jangka panjang. Dengan demikian manajer dituntut untuk mengimplementasikan “etika”.
Seorang manajer mempunyai tanggung jawab sosial atas keputusan-keputusan yang diambil, mengapa dikatakan demikian karena mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada organisasi tersebut (ini kalau dilihat dari segi dimana seseorang bekerja).
Atas dasar ini maka seorang manajer dituntut untuk dapat mengimplementasikan etika berusaha (the ethics of manager). Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam etika berusaha ini, yaitu hukum; peraturan-peraturan pemerintah termasuk di dalamnya undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah; kode etik industri dan perusahaan tekanan-tekanan sosial, tegangan antar standar perorangan dan kebutuhan organisasi. Ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh menejer dalam bersosialisasi:



1.                  Macam-macam Tanggung jawab Sosial Manajer
2.                  Societal Ethics Adalah standar-standar yang mengatur tentang bagaimana anggota masyarakat harus berhubungan dengan yang lainnya, termasuk mengatur masalah-masalah tentang keadilan, kejujuran, kemiskinan, dan hak-hak individu. Societal Ethics berasal dari Society’s Law, kebiasaan-kebiasaan, dan nilai atau norma yang tidak tertulis.
3.                  Occupational Ethics atau Etika Profesi Adalah standar-standar yang mengatur tentang bagaimana anggota suatu profesi, perdagangan, atau keahlian harus bertindak atau bertingkah laku ketika melaksanakan pekerjaannya. Contohnya medical ethics, mengatur bagaimana dokter dan perawat harus menangani pasiennya. Contoh lainnya adalah etika untuk pengacara, peneliti, dan akuntan. Organisasi profesi yang besar dapat menjatuhkan hukuman untuk pelanggaran kode etik.
4.                  Individual Ethics Adalah standar-standar yang mengatur tentang bagaimana orang melihat tanggung jawabnya terhadap orang lain dan bagaimana mereka harus bertindak dalam situasi dimana kepentingan pribadinya dipertaruhkan. Individual ethic dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya, dan didikan secara umum. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidup sebagai anggota masyarakat juga memberi kontribusi dalam pembentukan standar nilai yang digunakan untuk mengevaluasi dan memutuskan apa yang benar dan salah.
5.                  Organizational Ethics Adalah petunjuk praktis untuk perusahaan dan manajernya tentang bagaimana mereka harus bertanggung jawab terhadap stakeholdernya. Etika individu dari pendiri perusahaan dan top manajernya sangat penting dalam pembentukan kode etik organisasi. Top manajer memainkan peranan penting dalam menetapkan etika perusahaan. Kadang-kadang bawahannya melakukan tindakan yang tidak etis karena mereka mendapatkan tekanan dari atasannya, atau mereka melakukan itu karena melihat atasannya juga melakukan hal yang tidak etis dan tidak mendapat sanksi.
Menurut Saidi dan Abidin dalam Soddang P. Sagian menyatakan bahwa ada empat model pola tanggung jawab sosial di Indonesia
§     Keterlibatan langsung, Perusahaan menjalankan program tanggung jawab sosial secara langsung dengan menyelengarakan sendiri kegaiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.
§     Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupaka adopsi dari model yang lazm diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju.
§     Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan tanggung jawab sosial melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non pemerintah, Instansi Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
§     Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.
Lingkungan eksternal mempengaruhi manajer-manajer bervariasi menurut tipe dan tujuan organisasi. Hal ini berbeda di antara posisi-posisi dan fungsi-fungsi dalam suatu organisasi dan bahkan antara tingkatan-tingkatan hirarki di dalam organisasi. Karena mempunyai kekuasaan yang lebih besar dan pandangan yang lebih luas, para manajer di tingkat atas dalam organisasi memikul tanggung jawab lebih besar untuk pengelolaan hubungan dengan lingkungan eksternal dibanding para manajer tingkatan bawah. Manajer dan organisasi memberikan tanggapan terhadap lingkungan eksternal.


DAFTAR PUSTAKA
2002.      Kast, Fremont. Dan James E. Rosenzweig. Organisasi dan Manajemen Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Ernie, dan Kurniawan. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005.
Miner, John B. Kebijakan dan Strategi Manajemen. Jakarta: Erlangga, 1988.
Siagian, P. Sondang. Manajemen Internasional. Jakarta PT Bumi Aksara, 2004.
Manajemen Stratejik. Jakarta Bumi Aksara, 2000.
Siswanto, H.B. Pengantar Manajemen, Cet. VII; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.
Stoner, J.A. Manajemen. Jilid 1 dan 2. Terj. Alfonsus Sirait, Jakarta: Erlangga. 1983.

[1]Kurniawan dan Ernie, Pengantar Manajemen. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 28.
[2]Sondang P. Siagian, Manajemen Internasional (Jakarta PT Bumi Aksara, 2004), h. 55.
[3]John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen. (Jakarta: Erlangga, 1988), h. 71.
[4]James E. Rosenzweig dan Fremont E. Kast. Organisasi dan Manajemen(Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 33.
[5]J.A. Stoner,. Manajemen. Jilid 1 dan 2. Terj. Alfonsus Sirait, Jakarta: Erlangga. 1983), h. 89-90.
[6]Soddang P. Sagian, Manajemen Strategik (Jakarta Bumi Aksara, 2000), h. 76.
[1]H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen (Cet. VII; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 81.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar